Drama Ini Benar-Benar Hidup: Sebuah diskusi singkat REPLY 1988

By Awanda Gita - Juni 05, 2020

Setelah tamat nonton reply 1988, rasanya aku gasanggup untuk nonton lagi kalau sendiri” adalah sebuah kalimat yang muncul di pikiran sambil nangis sesenggukan.

Left to right: Dong Ryong, Choi Taek, Deok Sun, Jungpal alias Jung Hwan dan Sun Woo

Disclaimer: bahasan kali ini lebih ditekanin menuju sang pemeran utama "Deok Sun"

Singkat cerita aku lagi mencari siasat pengalihan untuk break sebentar ngerjain tugas akhir. Aku keinget beberapa judul film yang disebut oleh Oh Su Hyang di bukunya yang berjudul BICARA ITU ADA SENINYA. Ada judul Misaeng dan Reply 1988 di sana, Oh Su Hyang nulis kalau drama ini sangat menguras emosi penontonnya. Sebagai orang yang nggak terlalu fanatik ke drama Korea, aku awalnya sempet ragu muter drama yang latarnya di tahun-tahun sebelum aku lahir karena takut nggak related.

Singkat cerita aku iseng-iseng cari kedua drama itu di aplikasi drama dan udah lihat posternya sekilas. “Ah kayanya gak seru” aku mikir gini lagi. Skip

Entah kebetulan atau gimana tiga temenku tiba-tiba bahas drama reply ini dan katanya bagus banget, tanpa nonton trailer atau baca review orang satu-satu di internet aku langsung klik EP 1. Selesai EP 1 aku masih ngerasa belum ada yang bikin aku in sama ini drama.  Walau pas EP 1 udah ada sedikit feel “ini aku banget” pas Deok Sun dkk pada nganterin makanan ke rumah tetangga satu ke yang lainnya.

Firasat mulai menjurus nih bakalan ada percikan cinta antara si Jungpal sama Deok Sun, perlahan keyakinan itu mulai terlunturkan dengan Choi Taek yang mulai sering muncul. Keyakinan ini dibarengin sama adegan di kamar Choi Taek dimana dia meluk Deok Sun duluan buat diucapin selamat atas kemenangannya di turnamen Go setelah kalah beberapa waktu lalu.

Karena gak sabar pengen tahu akhirnya hati Deok Sun berlabuh pada siapa, aku minta dikasih tau sama Yulia, temenku dan akhirnya pilihan Deok Sun tidak mengecewakan. Kinda don’t have second syndrome this time, idk.

Aku milih mutusin untuk tanya ke Yulia biar aku bisa nganalisis tanda-tanda apa yang diperlihatkan Deok Sun dan Choi Taek selama episodenya berlanjut tanpa mengingat-ingat lagi. TBH I’m little hard to remember some words written in subtitle kalau nggak bener-bener diucap sama karakternya dengan Bahasa yang aku mengerti.

Walau mungkin bagi sebagian orang kesannya boring karena udah tau endingnya, bagi aku ini hal yang biasa, toh Yulia pasitu juga belum namatin semua episode, bisa aja plot twist. Ternyata keputusan untuk dibocorin akhir muara hati Deok Sun adalah tepat karena nggak lama (aku lupa episodenya) Pemeran Deok Sun di masa depan ngebocorin lewat fotonya bersama Choi Taek.

My answer to “Reply 1998” – My Travels and Writings
   Peran Deok Sun dan Choi Taek di masa depan

Episode demi episode berlalu, makin banyak ngakaknya, makin banyak rasa berbunga-bunganya. Serius, emosi mulai dipermainin di Episode 15 ke atas, mulai deh itu nangis sesenggukan, perasaan amburadul. I warned you.

Setelah waktu berlalu begitu cepat dari tahun 1989-1994 ketika Deok Sun dkk udah pada kerja dan Sun Woo yang udah kuliah kedokteran, drama dari sisi percintaan yang sebenarnya dimulai.

Karena aku romance addict, rasanya terharu banget pas lihat Deok Sun dan Choi Taek dengan usaha dan flash back masa lalunya saling ngedeketin satu sama lain tanpa ada tanda yang benar-benar jelas ketika dua orang ini barengan.

Gilanya flashback yang bikin aku kaget adalah ketika scene Choi Taek yang nyium Deok Sun tanpa sadar yang waktu itu cuman dibilang mimpi sama Deok Sun biar hubungan pertemanan mereka nggak canggung.

What I can get here is “Doksun udah suka sama Choi Taek”  walau Choi Taek nggak pernah nunjukin tanda yang jelas dan ngungkapin secara langsung.

Here are thes discussion via whatsapp

Muti: Menurutmu apa yang bikin Deok Sun milih Choi Taek?

Aku: Karena si Jungpal nggak mau ngungkapin dari dulu

Muti: Bukan, selain itu

Aku: Karena Deok Sun emang suka merhatiin Choi Taek dan Choi Taek orang yang hangat

Muti: Karena di awal Deok Sun emang udah suka sama Choi Taek, tapi dia gasadar karena belum pernah ngerasain cinta sebelumnya. Deok Sun selalu ngira temannya yang suka sama dia. Pertama Sun Woo dan Jungpal. Sampai si Dong-Ryong bilang kalau gapenting untuk tahu siapa yang suka sama kamu, tapi tentang siapa yang kamu suka”

Aku: Haa this point.

Aku sempet kurang peka sama poin ini karena nggak ada flashback di episode-episode akhir yang nunjukin Deok Sun suka sama Taek udah dari awal, padahal ini penting sebagai garis batas kata hati Deok Sun sebenarnya. Selain itu scene Choi Taek yang pergi nemuin Jungpal juga nggak dijelasin kenapa tiba-tiba dengan legowo si Jungpal ngerelain Deok Sun sama Choi Taek, i think this is too hard to be Jungpal alasan dia ngomong kurang kuat dan terkesan nggak membekas sama sekali di dia.

Lee Woo-Jeong emang gila sih, emosinya di-blender di episode 19 dan 20, di penghabisan. Bukan cuman emosi masalah romance, tapi tentang keluarga.

Karena ekspektasiku besar terhadap kelanjutan hubungan Deok Sun dan Choi Taek, aku bener-bener sedih ketika produsernya bikin cerita kalau Choi Taek dan keluarganya pindah tanpa ketemu Deok Sun lagi setelah itu dan menjelaskan bahwa mereka akan benar-benar menikah.

Cuplikan interview Deok Sun dan Choi Taek di masa depan yang ada di akhir drama menurutku ga bisa muasin penonton karena secara pemainnya udah beda. Gila ini mengiris hati banget karena nggak didetailkan padahal keduanya pemeran utama.

Terus lagi disini juga kurang puas karena kehidupan temen-temennya yang lain nggak dilihatin, I expected this! Really.

Produser nge-blender emosi lagi pas kampung tempat tinggal Deok Sun dkk yang udah kosong dan ada flashback masa-masa remana dan kecil mereka saling kejar-kejaran. INI YANG NGENA BANGET BIKIN MEWEK SE MEWEK-MEWEKNYA Ketika Deok  Sun Dibawa Kembali Ke Kamar Choi Taek Dan Diajak Nonton Video Bareng Sama Sun Won, Jungpal, Dong-Ryong Serta Choi Taek.

reply 1988 - When In Manila
Scene flashback nonton video di kamar Choi Taek

Kalimat Di Akhir Drama Juga Bikin Aku Sampek Gemeter SAYANGNYA AKU NGGAK BISA NGUCAPIN SELAMAT TINGGAL LAGI KE KAMPUNG DIMANA AKU DAN ORANG-ORANG TERSAYANG MENOPANGKU, SELAMAT TINGGAL MASA REMAJAKU” Sampai aku nulis ini aku masih bener-bener gemeter, gimana bisa tulisan di akhir drama yang scene-nya rumah kosong bikin emosi bener-bener meluap.

YANG PUNYA IDE ALUR FILM INI GILA” adalah kalimat terakhir sebelum mewekku makin menjadi

Aku masih gabayangin lagi kalau yang katanya “naskah” asli drama ini yang dibikin ending, kayanya aku bakal pingsan karena lama-lama nangis. Really this is that deep.

Apresiasi yang sangat besar untuk drama ini. Rated 10/10.

 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar