Mengerjakan Skripsi

By Awanda Gita - Mei 27, 2020



"Ngerjain skripsi itu sama seperti ngerjain pekerjaan seorang detektif, kita disuruh menelusuri kenapa suatu hal bisa terjadi dan mengemukakan alasan tersebut secara logis"

Mantap!!

Kalau denger kata skripsi pikiranku sekarang cuman satu, "kapan selesainya?"
Perasaan udah dari semester 7 kemarin aku sama temen-temen memulai dengan studi literatur, bimbingan dan tanya-tanya ke kakak tingkat tentang topik yang aku bahas, cuman sampai sekarang belum selesai.

Pas aku tahu kalau semua aktivitas kampus seluruhnya diliburin mulai dari akhir Maret kemarin, aku mulai mikir gimana caranya skripsiku bisa lanjut. Padahal udah sintesis material dari beberapa hari sebelumnya untuk dianalisis lagi, ternyata semua lab analisisnya tutup setelah adanya kebijakan itu. Udah tiga kali aku sama Paggy bikin zeolit, dua-duanya masih belum match dengan standar yang ada dan satu ini belum sempet dianalisis. Otomatis ketika hasil dasar kami belum bisa diolah, kami nggak bisa lanjut untuk analisis berikutnya, karena gais harga per-sampel hasil analisis lanjutan adalah sekitar 375ribu, itupun kami nggak hanya menganalisis satu sampel aja, ada 6 sampel. Bisa dibilang sangat lumayan untuk patungan. Sebenernya nggak itu aja sih, masih banyak jalan yang harus dilalui untuk mendapatkan data yang cukup untuk skripsi kamu, seperti uji performa dan pre-treatment yang dilakukan.

Akibat pandemi ini, rencana-rencana yang telah kami susun tersebut mulai tidak beraturan, namun banyak opsi juga yang diberikan oleh dosen maupun kakak tingkat yang membantu kami. Review jurnal merupakan opsi pertama yang ditawarkan, kami sebisa mungkin menyusun ulang materi, kira-kira poin apa saja yang akan dibahas dan bagaimana cara penyampaiannya dalam suatu tulisan. Di akhir April kemarin, syukurlah kampus memperbolehkan mahasiswanya yang masih tinggal di kota tersebut bisa melanjutkan tugas labnya. Dua teman kami meneruskan uji performa material yang kami teliti, dimana hasilnya bisa digunakan sebagai tambahan data.

Dua teman kami terpaksa untuk mengganti topik penelitiannya, karena tidak memungkinkan melanjutkan topik sebelumnya. Sedih sebenernya, harusnya bareng-bareng tapi dua yang lain pindah di tengah jalan.

Intensitas bimbingan juga semakin sedikit, yang biasanya minta kapanpun bimbingan akan bisa langsung menemui dosen di kantornya, sekarang mungkin kesibukan dosen yang bertambah, pertemuan dikasih jadwal.

Semuanya sedang tidak ideal, aktivitas fisik semakin berkurang, namun otak semakin berat kerjanya. Belajar kimia nggak semudah nge-hafalin tabel periodik ternyata, dan nggak semudah ngitung KSP pas di SMA. Pelajaran di semester lalu-lalu banyak yang udah lupa, dan kudu di-review lagi.

Jujur aja, selama kuliah, yang ditunggu-tunggu adalah full-time ngelab sendiri tanpa digupuh-gupuhin sama aslab yang baru bisa dirasain pas ngambil skripsi. Semester 7 kemarin untungnya sempet ikut kelas kimia lingkungan dan permukaan yang praktikumnya bejibun dan ngerasa juga bisa ngelab sendiri tapi tetep ga nyaman soalnya ngelabnya di lab orang (bukan lab bidang).


Selama ngerjain skripsi #DirumahAja ini bikin pikiran loncat ke mana-mana, mikir kerja setelah kuliah, mikir hal-hal yang seharusnya dipikirkan sambil berkegiatan di dunia nyata. Udah hampir tiga bulan di rumah rasanya udah pengap, apalagi pas balik menghadap layar laptop dan nemuin kesulitan di jurna-jurnal.

Sebuah siasat pengalihan adalah salah satu cara yang bisa digunakan untuk break sejenak ketika sudah mentok. Drama korea, youtube kimbab family, buku-buku dan blog gitasav adalah jalan ninja untuk me-refresh pikiran. Pernah semingguan nggak ngerjain skripsi sama sekali soalnya udah bener-bener jenuh beberapa minggu lalu.

Selama pandemi ini aku mikir harus ada sesuatu yang musti dikerjain dan berdampak, namun aku sama sekali belum merasakan dampak hal-hal yang telah aku usahakan dan coba. Poin inilah yang bikin aku keterusan mikir salahnya dimana.

To be honest, lama-lama di rumah ternyata nggak enak ya. Disamping alasan kumpul sama keluarga, lama-lama di rumah bikin kita jadi terlalu tergantung sama orang rumah, dimana aku nggak suka. Semua aktivitas yang tidak sesuai akan dibilang aneh, dan orangtua menentukan dengan sabda yang dipunya.

Jadi melebar bahasannya :(, intinya semoga dunia cepat membaik, gw sebel banget sama orang yang kaku banget dibilangin, gw udah hampir pengap di rumah 3 bulan, lah yang lain malah asik-asikan pergi ke mall buat rebutan baju lebaran.

Dah ah, gamau marah-marah, doa terbaik untuk kita semua yang sedang ada di masa-masa sulit ini, semoga selalu ada jalan bagi kita semua untuk mengatasi masalah-masalah hidup.

Yooo semangat  besok bimbingan.



  • Share:

You Might Also Like

0 komentar