Japan Design, Idea and Invention Expo 2019

By Awanda Gita - Juli 05, 2019

Hari itu tanggal 16 Juni 2018, tim kami sudah lengkap, Azuzu sudah datang kemarin malam. Total ada 7 orang, Aku (Awanda), Umirul, Anis, Habiba, Azuzu, Sena, dan Iftyna sang ketua tim.

Apa yang menjadi alasan kami nekat berangkat ke Jepang berada pada bagian ini. Mulai dari sekadar keinginan yang kemungkinan sulit untuk direalisasikan sampai kami semua dapat menginjakkan kaki di negeri sakura ini. Berangkat ke Jepang adalah definisi dari pengalaman kami semua untuk membuka mata terhadapa dunia. Bagaikan sudah lama tertidur, mata kami lambat laun terbuka. "Mbabat alas" kalau kata Habiba, kalau kataku "proyek greenfield" ini mah (haha).

Apapun itu, kami sudah berjuang dari mulai menentukan tim, menentukan penelitian, menyatukan tujuan, patungan/urunan, melakukan praktikum penelitian, mencari dana yang termasuk di dalamnya membuat proposal pengajuan dana di internal ITS serta penawaran kerjasama kepada pihak industri, persiapan administratif perjalanan, menyusun itenerary, pemesanan akomodasi, persiapan fisik yang sehat dan pikiran positif yang seluruhnya diboncengi oleh ridha orang tua kami semua.

Silahkan menghela nafas sejenak, sambil minum kopi atau teh panas, atau balas dulu chat-chat yang belum terbalas, karena orang-orang itu menunggu responmu. Termasuk aku.

Singkatnya tanggal 16 itu kami berangkat menuju Tokyo Bay Ariake Hotel, di distrik Tokyo. Kami menaiki kereta dan terakhir menggunakan bus sampai ke pemberhentian bus tujuan yaitu "Tokyo Big Sight" yang kurang lebih 500 meter menuju tempat lomba. Pagi itu cerah dan udara relatif panas dengan angin yang masih kencang. Kami membawa tas-tas yang cukup berat ditambah dengan tas peralatan expo.

Kami bertujuh memakai jas almamater ITS, kecuali Azuzu, soalnya lupa huuuhh!!!. Pikiran kami pagi itu hanya fokus terhadap apa yang ingin disampaikan nanti, alias topik penelitian, kami mencoba fokus, kami mencoba berbesar hati, kami mencoba yang terbaik.

Menurut rundown acara, acara akan dimulai setengah 10 dengan waktu penjurian pukul 11, namun entah masalah teknis dan sebagainya, penjurian akhirnya diundur hingga jam 1 siang. Jam berapapun penjurian, booth kami sudah siap dengan waktu penataan singkat yaitu sekitar setengah jam. Booth kami dihiasi dengan gantungan dan miniatur bawang putih serta box-box obat anti kanker sebagai gambaran akhir produk kami jika penelitian yang kami lakukan telah selesai kelak.

Penelitian kami merupakan penelitian dasar, dimana masih dalam tahap memunculkan hipotesis-hipotesis yang mendukung penelitian selanjutnya. Penelitian kami menganalisis potensi zat anti kanker (quercetin) yang diambil dari bawang merah untuk pengobatan kanker payudara (singkatnya begitu), namun penelitian-penelitian advance masih sangat-sangat perlu untuk dilakukan untuk mengubah potensi ini menjadi ter-realisasikan dengan berbagai analisis dan modifikasi dari quercetin sendiri. Selain memunculkan topik mengenai seriusnya kanker payudara sehingga harus ditangani dengan cara yang tepat (suggesting the natural treatment), kami juga mengunggulkan potensi besar bawang merah di Indonesia sebagai sumber quercetin.

Setelah beli makan di familymart, dan shalat di salah satu hall yang dipinjamkan oleh panitia, kami semua langsung kembali ke hall utama untuk bersiapan presentasi.

Perutku mules duh!! semacam reaksi yang dimunculkan oleh tubuh saat sedang panik, grogi serta cemas. Wellllll, untungnya kami punya 2 sales promotion di depan booth yaitu Sena dan Habiba, mereka bertugas untuk presentasi. Aku, Umirul, Ifty dan Anis sebagai penerima tamu (hahaha) bukan, bukan kami bertugas sebagai tim backup ketika para sales-sales mulai seret untuk ngomong dan bingung jawab apa, sedangkan Azuzu karena dia gak bawa almet dan udah pro banget jadi tim PDD, jadi dia yang ngedokumentasiin kegiatan kami selama di Hall (ada kok foto barengnya, minta fotoin Yesaya waktu itu). Azuzu sih pakek acara almetnya ketinggalan di Surabaya Huhhh!! padahal udah diingetin dari dulu-dulu sampek chat Habiba masih di "pin" sampek hari ini di grup chat kami.

"Banyak tim yang didampingi pembimbingnya, anggap aja Azuzu pembimbing kita, Pak Fadlan" (hahahaha) celetuk umirul pas tau kalau almamater Azuzu ketinggalan

Duh salah tebak!! kami udah deg-degan berkali-kali karena kami nyangkanya bapak-bapak sebelumnya yang lewat adalah juri yang bakal ke booth kami, eh ternyata dugaan kami melenceng. Juri kami datang tak terduga-duga. He looks from Filiphin or Taiwan i guess from his accent, i called him "Donald Trump" mungkin karena bapaknya makek dasi ada gambar bintang-bintang amerikanya, i don't know.

Pertanyaan bapaknya diluar ekspektasi kami, kami ngiranya proses ekstraksi quercetin bakal jarang ditanyakan, eh ternyata mulai tahap ekstraksi dibabat habis sama Beliau. Bapak ini sepertinya risetnya juga tentang anti kanker, karena tau betul proses dan potensi-potensi tanaman lain yang umum digunakan. Ifty segera sigap menjawab, karena penelitian tersebut memang sudah setahun lalu dilalui. Awalnya kelompok ini beranggotakan Iftyna, Alvin dan Anak FTK, cuman Ifty mengambil alih penelitian ini untuk diikutkan JDIE.

Pertanyaan berlanjut dari juri kedua yang tiba-tiba dateng, ini dari pihak organizernya sih bukan literally jugde, mas ini tanya tentang future research dan berapa lama kami nge-run penelitian ini, ya aku jawab aja ini sulit dan udah setahun lalu, cuman waktu itu masnya salah paham dikira dua tahun lalu (i mean 2 years include now :( )

"Wow, it's very tough" kata masnya
"Ya..." jawabku
"Ok good luck" katanyaa (uhuhuhu)

sangat seneng lo kalau denger dan tau kalau orang lain kagum gitu sama usaha kami. Well said mas!!

Pas udah selesai sesi penjurian, kami bergegas merapikan semua peralatan-peralatan yang sudah kami display di booth. The result will out tomorrow!

Tanggal 17 Juni, hari Senin, kami berangkat menuju Tokyo Bay Ariake lagi pukul 9, karena katanya awarding bakal dimulai pukul setengah 11, dan perjalanan dari Hirai sta ke Tokyo sta cukup jauh. Sena bilang kalau dia udah hafal rutenya, jadi aku yang saat itu posisinya megang hotspot udah nggak nge-track jalur lagi seperti biasanya, yasudah kami berangkat. Sesampainya di Kinsicho bus bernomor 5 yang kami naiki sebelumnya nggak ada dong!! padahal udah setengah 10. Habiba kemudian nyadar dan bilang ke kami kalau kami lupa satu hal yaitu kami lupa kalau hari itu hari Senin. Di Jepang beberapa bus mungkin akan banyak beroperasi pada hari tertentu saja misal hari Minggu banyak bus 5 karena tujuan akhirnya adalah ke Tokyo Big Sight wich is menjadi destinasi wisata kalau lagi weekend, so kalau hari Senin, bus ini nggak banyak, kalau mau tetep pakek bus, kami harus nunggu bus 5, kami bakalan telat soalnya menurut gmaps yang barusan kami track lagi, bus 5 bakalan sampai pukul 09.48, yaudah kami akhirnya puter balik masuk ke stasiun lagi dan ngambil jalur lain yang harganya lebih mahal karena kami harus pakai "U-line" yang membawa kami serasa naik rollercoaster mengitari kota Tokyo. What a wondeful sight!

Kami fix telat untuk awarding soalnya di grup peserta lomba kami dikasih tau kalau awardingnya udah dimulai dan siapa-siapa saja yang dapat silver serta gold medal, lah pas buka foto-foto sertifikatnya, kami kaget dan bersyukur banget akhirnya berhasil dapet silver medal, ya meskipun masih ada rasa "gelo" karena gak bisa dapet yang gold. But well we did our best guys on our very first journey!

Baju kami nggak seragaman, tapi kami pakek jas almamater, at least kalau foto biar kompak. Akibat keterlambatan kami itu, kami akhirnya nggak dapat dokumentasi sewaktu awarding langsung dari pihak panitia (yah sedihhh banget) tapi untuk menyikapinya, yaudah kami minta fotoin barengan se tim, terus gantian foto sendiri-sendiri bawa medali dan sertifikat. Setelah puas berfoto, kami bercakap-cakap dahulu dengan tim Yesaya, satu angkatan kami yang juga ikut lomba yang sama, mereka dapet gold medal!! Congratulation dearrr. Kami merencanakan untuk jalan-jalan bareng sama mereka setelah serangkaian kegiatan expo ini berakhir.

Odaiba menjadi kota tujuan kami untuk melihat patung gundam di belakang mall diver city. Panas matahari mengiringi langkah kami menuju Odaiba siang itu. Seriusan panasnya gak karuan ditambah anginnya kenceng banget :(, ibarat kami sedang tanning. Aku dan cewek-cewek lain makek jas almamater buat payung, eh si Alvin sama Azuzu malah makek payung berdua, payungnya warna pink lagi yaampun, dasar gapeka!! (haha)

Panasnya perjalanan Odaiba kala itu tak menghalangi niat kami melihat patung gundam, sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan kota yang menakjubkan yang kami lihat melalui atas jembatan. Banyak spot foto berlatarkan pemandangan kota dan langit biru, namun panas yang benar-benar tak terkira ini menyurutkan niat kami semua untuk berlama-lama mengambil foto, hanya 1-3 foto saja yang kami ambil, lalu kami kembali meneduh dibawah almamater kami masing-masing.

Pas banget kami datangnya, patung gundam bisa gerak (merubah sungutnya) pas waktu jam 15.00 sampai depan patung gundam kami sekitar pukul 14.56 wowww!!! alhamdulillah dapat kesempatan ngeliat, meskipun geraknya dikit doang dan lebih banyak suara musiknya (hahahaha). Setelah capek dan gosong akibat panas-panasan di Odaiba, kami melanjutkan perjalanan menuju Harajuku dengan tujuan masing-masing yang berbeda, kalau aku sih tujuannya buat ke Daiso, cuman gara-gara ada Line store, jadi deh aku foto sama si Browny yang manis.


Setelah capek muter-muter, kami bergegas untuk pulang, menikmati empuknya kasur hotel.

Akhirnyaa kami bisa ngerasain membentang bendera Indonesia di luar negeri untuk yang pertama kali, dan rasanya benar-benar senang.
We called us "Hirai" Team (From first to second row and left to right: Ifty, Umirul, Habiba, Sena, Anis, Me, and Azuzu)

Here we are!!

Kalau dilihat lightingnya, udah kebayang gak sih sepanas apa (haha) -Odaiba
Gundam statue, captured by Habiba

Browny!!!

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar