Semua baik, baik saja tapi ...

By Awanda Gita - Mei 12, 2020

Semua berjalan baik-baik saja sesuai arah, sesuai waktu, tak ada halangan berarti, malah ada kesempatan tapi..

Aku nggak pengen mendahului buat ngomongin apa-apa saja hal yang memang belum aku jalanin, namun, ada banyak yang aku pikirkan,dan masih tetap berjalan.

Hampir setiap hari, tepatnya dimulai ketika masuk perkuliahan, aku ngerasa selalu punya pertanyaan-pertanyaan yang memuat berbagai macam asumsi dari diriku sendiri.
Aku selalu cemas, memungkinkan hal a,b,c - z yang belum terjadi, berjaga-jaga agar tetap dalam garis batas, namun ketika aku sudah menyiapkan segala hal, itu nggak ngebuat aku bisa jadi diriku sendiri yang santai dan logis.
Meski sudah bersiap, aku selalu dikagetkan hal baru di lapangan, hal-hal yang bikin aku bingung, ingin mundur dan overthinking, rasanya pengen bener2 udahan. Padahal, hal-hal semacam itulah yang dulu aku inginkan, selama ini aku sangat bisa bertahan, semuanya baik-baik saja, tapi hal ini sangat tidak membuatku nyaman. Aku selalu gemetar jika menghadapi orang yang bikin performa kerjaku nggak optimal. Dulu aku join grup debat padahal, tapi sekarang, janganpun debat, ngomong biasa di depan teller bank aja udah deg-degan, gemeteran, ngeblank dan lain-lain yang bikin perut mules. Sampai-sampai pada waktu itu teller bank sempet suruh aku ngulang ngisi lembar bukti transfer berkali2, sampek masnya yang ngisi sendiri. Apa hanya aku yang ngalamin ini, apa kalian juga? 
Aku ngerasain semua kecemasan ini ketika teman-temanku mulai tidak menghargai teman lainnya berbicara, dari sorot matanya, aku sangat tahu dia meremehkan. Dari satu kejadian itu, aku bener-bener udah jadi orang yang selalu ga pd buat ngomong di depan orang lain, aku harus ngambil waktu bbrp saat untuk menyadari emosi-emosi yang dateng ke aku saat itu. Setelah aku menyadari dan menerima alasan-alasan kenapa aku grogi dsb, aku mulai tenang tapi masih banyak hal-hal potensi yang aku pikirkan di dalam percakapan itu. Apakah nanti aku bisa impress orangnya, dapet kata deal, atau malah dibilang "nggak pernah ikut kepanitiaan" karena ngomongnya belepotan. Sungguh aku mengalami hal yang nggak nyaman saat bertemu situasi yang baru teman-teman. I do love reading and writing the whole things, aku sangat nyaman ketika sibuk dengan hal-hal yang sifatnya balance, selow dan tanpa paksaan. Masih adakah pekerjaan yang memberiku ruang seperti itu teman-teman? Aku bukanlah tipe orang yang pandai bergaul, namun pandai mempertahankan relasi, sangat percaya dengan orang namun apakah masih tersedia ruang untuk orang lain agar bisa menerima kepercayaanku? 
Mungkin aku terlalu polos, kurang tegas, terlalu menggunakan hati, dan gegabah dalam semua hal, atau mungkin aku kurang hidup dan mengambil pelajaran atas semua yang pernah terjadi? 

-Corundum

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar