Menerawang perasaan, menikam pemikiran halu, melahirkannya kembali, merefleksi, menikam, melahirkan dan terus seperti itu.
Mewajarkan hal yang tidak wajar, menyalahkan hal yang normal.
Merasa tak dihargai, tak berkontribusi, tak berpikir, picik.
Malu, diam, sensitif dan tak mau mengalah.
Ceroboh, tak teliti dan menggerutu.
Lupa syukur.
Tak membaca detail, terburu menyimpulkan dan tenggelam dalam malam.
Namun diri seharusnya tak selalu dikutuk.
Memikirkan berarti mengamini, katanya. Jadi ingin merefleksi lagi.
Tekun, pekerja keras, mau belajar, dan pendengar yang baik.
Sabar, puitis, lembut dan santun.
Hormat, perasa dan permercaya.
Merefleksi tak semudah itu, meremukkan hati, menangis, tak fokus dan sendu.
Rasa-rasanya ingin hilang, tak merefleksi dan acuh.
Namun, inilah arti ditempa oleh pemikiran dan sikap. Bagaimana cara bertindak dan menindak.
Merefleksi kesekian kali, nyatanya belum cukup mendewasakan aku.
Nampaknya akan terus kucoba sampai refleksi menampakkan aku yang utuh.
Bersamamu, melawan takut.
Mewajarkan hal yang tidak wajar, menyalahkan hal yang normal.
Merasa tak dihargai, tak berkontribusi, tak berpikir, picik.
Malu, diam, sensitif dan tak mau mengalah.
Ceroboh, tak teliti dan menggerutu.
Lupa syukur.
Tak membaca detail, terburu menyimpulkan dan tenggelam dalam malam.
Namun diri seharusnya tak selalu dikutuk.
Memikirkan berarti mengamini, katanya. Jadi ingin merefleksi lagi.
Tekun, pekerja keras, mau belajar, dan pendengar yang baik.
Sabar, puitis, lembut dan santun.
Hormat, perasa dan permercaya.
Merefleksi tak semudah itu, meremukkan hati, menangis, tak fokus dan sendu.
Rasa-rasanya ingin hilang, tak merefleksi dan acuh.
Namun, inilah arti ditempa oleh pemikiran dan sikap. Bagaimana cara bertindak dan menindak.
Merefleksi kesekian kali, nyatanya belum cukup mendewasakan aku.
Nampaknya akan terus kucoba sampai refleksi menampakkan aku yang utuh.
Bersamamu, melawan takut.
0 komentar