Pemandangan diluar tempat kami "ngemper" |
Kami ingin langsung shalat maghrib dan isyak malam itu, namun kami tak kunjung menemukan tempat shalat. Habiba sudah mencoba bertanya ke mbak-mbak penjaga trolly, namun katanya "I don't know" dengan raut muka datar. Sejauh mata memandang kami masih belum menemukan kamar mandi dan tempat shalat, akhirnya kami putuskan untuk bertanya ke "Transfer Desk" milik cathay pacific.
"Excuse me, i want to ask, Our flight is 18 hours latter, So i have to transfer now or tomorrow?" tanyaku pada petugas cathay
"It's up to you" katanya "if you want to wait the flight in airport you have to go to the transfer and do security check, and if you want to stay outside the airport, you can go to the immigration"
Wah langsung aku mengangguk, bener dugaanku.
Jadi untuk keluar dari bandara ada dua gate gaes yang pertama adalah melewati imigrasi wich mean kamu keluar dari bandara dan bisa jalan-jalan sembari menunggu flight kamu, dan yang kedua adalah melalui transfer gate yang berarti kamu harus nunggu flightmu alias "ngemper" di bandara selama waktu transit pesawat, kayak yang aku sama temen-temen lakuin. Ada beberapa pertimbangan kenapa kami akhirnya memutuskan untuk tetep stay di bandara selama 18 jam.
Aku tanya lagi tuh "Is there any prayer room here?"
"The rest and prayer room is upstairs" terus petugasnya nambahin lagi kalimat yang udah diomongin sebelumnya
Aku ngangguk-ngangguk, sekarang lebih paham.
Bandara malam itu dingin banget :( terus pada udah sepi, penerbangan terakhir sekitar pukul 12.00an malam
Pas kami bertujuh udah sampai ke transfer gate dan barulah kami sadar kalau bener toilet, prayer room dan segala macam fasilitasnya ada di sana, duh norak banget sih, yaudah lah ya namanya juga naru pertama norak dikit gapapa. Pokok jangan malu tanya, lumayan buat ngasah kemampuan bahasa inggris.
Selesai buang hajat dan akhirnya shalat, kami bertemu orang Indonesia yang baru mau melanjutkan perjalanan kami, maksudnya baru mau pergi ke Tokyo, mbaknya pergi bertiga katanya buat travelling, ini Habiba sih yang diajak ngobrol-ngobrol, aku cuman ndengerin aja. Mereka lanjut cerita-cerita udah ke mana aja, makek kartu apa pas pakek kereta dll.
Udah tuh mereka berpisah setelah 20 menitan ngobrol, aku azuzu, Iftyna dan Habiba balik ke tempat teman-teman lain menunggu untuk jagain barang-barang kami.
Wagilasih kami semua bisa tidur. Kami semua bisa tidur akhirnya dengan waktu bergantian di atas kursi tunggu di gatenya orang haha, soalnya gate kita belum bisa dilihat di papan informasi (yang kayak tv gede ituu)
Jam 5an kami semua bangun, gantian buat shalat shubuh, shubuh di Hongkong sekitar jam 04.14 waktu setempat.
Makaan |
Beginilah senangnya berkunjung ke negara orang, selalu ketemu orang yang berbeda. Ada mbak-mbak orang Filipina yang duduk di sampingku nanyai apa kursinya kosong atau nggak. Terus dari situ kita saling tanya-tanyaan dari mana mau ke mana, terus mbaknya bilang tadi dikiranya aku orang Filipina, soalnya katanya muka-mukanya sama (wkwkw).
Terus akhirnya mbaknya bilang " You should visit filiphin, we respect moslem, there are so many moslem in Filiphin."
terus aku bilang deh " Oh ya, i am moslem"
Seneng sih ketemu orang yang welcome gitu, dia terus cerita-cerita lagi kalau udah lama dia gak travelling, kira-kira udah 5 tahunan (wkwkw) lama banget kayak nunggu anak sd mau lulus😂
Ceritanya mbak-mbak ini udah mau boarding sekitar jam setengah 8 pagi, terus dia bilang "Ok, i have to go now, bye" sambil senyum
"Oke safe flight, bye" balasku sambil senyum jugak
Pas aku tadi liat kertas booking tiket mbaknya ternyata HK to filipin cuman 2 jam (wkwk) kalau ke Indo lebih lama lagi sih 4jaman kalau diitung dari waktu lokal-lokal (waktu depart dr HK dan estimasi kedatangan di SUB)
Udah tuh setelah mbaknya pergi, gantian ada rombongan orang-orang India di gate yang kami buat untuk tempat menginap, sembari nunggu kepastian dapetnya gate berapa, karena udah jam 10 tapi gate kami belum juga tertera di tv gede bandara.
Bisa-bisanya aku sama Habiba rumpik film India di depan mereka tanpa mereka tahu (hahaha) namun dengan menghindari dari kata "India" untuk diucapkan, takutnya mereka bakal tahu kalau kita lagi ngomongin. Ya gitu kami ngomongin orang-orang yang ada di sana mirip sama film-film yang uda pernah kami tonton, terus ada mas-mas juga kan, umurnya seusia kami lah tapi tinggi banget
"Fir (sapaanku kepada Habiba) kayak yang main film"
"Itu b aja ada yang lebih keren"
kami ketawa
Aku belum paham sih ini kenapa ada banyak banget orang India dengan tujuan ke Amerika namun destinasinya beda-beda, ada yang ke chicago, los angeles, boston dsb. Pikirku apa mereka transmigran ya? masih belum terjawab, yang pasti mereka banyak yang usianya sudah sepuh alias lanjut usia sih. Mereka memakai baju sari yang khas banget, suka banget liatnya, terus ada yang sepertinya muslim juga, berjilbab dengan bawahan gamis gitu suami istri. Where will you go people?
Mereka satu persatu kemudian diangkut oleh mobil golf bandara karena mungkin gate pesawat mereka jauh banget jadi harus dibantu pakek mobil.
Waktu udah menunjukkan pukul 9, aku dan teman-teman mulai lapar, Azuzu dan Sena udah kami suruh buat survey makanan di sekitar bandara mereka nemunya pork (babi) semua (haha) dan harganya melebihi budget 50 HKD kami, yaudah deh akhirnya menu yang ditawarin Sena di awal lumayan menggiurkan, paha ayam segede gaban harganya cuma 38 HKD. Sena nyuruh kami pesan samaan, tapi aku memilih untuk melihat ayam favoritku yaitu sayap atau chicken wings, karena sebagai penggemar ayam, chicken wings adalah makanan yang paling lezat di dunia (wkwkwk). Aku udah feeling sih kalau ayam segede gaban gitu bumbunya gabakal meresap. Teman-teman akhirnya nambah buat beli mie-mie khas Hongkong gitu bumbu kecap, kayaknya sih enak, harganya cuman 48 yen yaudah akhirnya kembalian uang kami dibuat beli mie ini. Awalnya cik cik penjualnya kaget sih (wah gilasi ayam segede itu pesen 6) tapi cik cik ini kayaknya seneng deh dagangannya laku keras diborong sama kami (haha)
Sesampainya di gate yang kami inapi untuk bermalam itu, anak-anak mulai menyantap sarapan yang sekaligus dibuat untuk makan siangnya daan ternyata setelah dihabiskan separuh, aku akhirnya bisa tertawa haha karena feelingku benar untuk memilih chicken wings daripada paha ayam yang gedenya minta ampun, rasanya gak enak, tawar kata azuzu yang kebetulan makan di sampingku, dan dilanjutkan dengan keluhan yang sama dari teman-teman yang lain.
I am so proud to be a chicken lovers. Dalam hatiku bilang (Wah nyesel sih gangikut pilihan pecinta ayam a.k.a AKU) (hahaha)
Akhirnya ayam teman-teman ada yang gak dihabisin, aku terus makan aja soalnya punyaku enak banget si, ah parahnya satu ayam terakhirku jatuh (nangis dong, parah banget huhu)
Sudah dengan perut penuh, kami kemudian leyeh-leyeh lagi menunggu jam shalat dhuhur sambil melihat orang-orang berjalan kesana kemari dengan urusannya masing-masing.
Lagi-lagi Habiba diajak ngomong sama orang Indonesia, bahas tanya mau kemana dan darimana. Ibu itu tadi bercerita tentang anaknya yang bersekolah di Amerika, aku sibuk dengerin musik sambil mendengar sedikit percakapan pereka, Azuzu dan Sena tidur lagi, Anis Ifty dan Umirul sibuk dengan HPnya masing-masing.
Setelah semua udah bangun, aku bilang "wah sangan kon rek 18 jam bertahan" semua lalu tertawa (hahahaha) sekuat ini jiwa "ngemper" teman-temanku
Kami shalat dhuhur dan ashar setelah pukul setengah 1 waktu lokal, lalu kami memutuskan untuk segera boarding, karena ternyata gate kami lumayan jauh.
Kami terbang lagi, dengan berbagai cerita di Hongkong, tentang hidup, dunia, dan sejuta perasaan yang sulit diterjemahkan.
0 komentar