Kamu hantu? Harusnya kami (kamu dan aku) punya satu frekuensi yang sama, dimana aku dan kamu bisa saling melihat dan bersapa, namun apa boleh dikata, kamu nengok sana sini sambil asik main sendiri. Ah sudah kebiasaanmu begitu, katamu dia terlalu membatasi, dan aku setuju, hal-hal kecil yang terus kau lakukan itu sebenarnya membuatmu tampak tidak dewasa.
Coba saja aku bisa menasehatimu untuk stop main-main seperti itu, namun siapa aku yang punya andil sebesar itu. Kukira kita bisa duduk dengan suatu bahasan, dengan mata tidak saling memandang, namun dengan pandangan sama menuju langit, bercerita tentang bintang dan proses terbentuknya, cukup nyambung bukan dengan apa yang kita pelajari? Namun tidak ada waktu yang tersedia untuk kita berbicara seperti itu. Kau terlalu fokus dengan duniamu, meremehkan tanda alam di sekitarmu. Khususnya dari aku. Haha dasar halu. Sudah cukup sepertinya. Nyatanya memang frekuensi kita saling meniadakan.
Cuma aku punya pesan untukmu, tolong jadilah dewasa sebisamu, aku hanya takut ketika bulanmu datang kau tak bisa menyapanya dengan riang, kau terlalu fokus dengan kotak yang ada di tanganmu. Sisihkan itu, dan coba lihat sekitar. Tataplah lawan bicaramu, dan dengarkan serta kasih solusi. Kau sudah 20 tahun, aku juga. Namun nyatanya aku yang selalu menunggu kau menjawab. Yasudah aku tidak jadi tanya lagi.
Aku ingin membebaskan diriku untuk tahu orang yang punya frekuensi sama, untuk orang-orang yang belum pernah aku kenal di luar sana, mungkin kita (bukan dengan kamu) aku bisa menjadi kami dengan dia. Lingkaran ini terlalu menjenuhkan, kau dan kau saja tanpa ada rasa sama. Barangkali kau masih suka dengan yang katamu itu, silahkan saja hehe aku juga tidak punya wewenang. Ah sudah lupakan, mari sejenak menyelaraskan arti dari suka dan realitas yang ada. Ayo selesaikan dengan hati yang senang.
Coba saja aku bisa menasehatimu untuk stop main-main seperti itu, namun siapa aku yang punya andil sebesar itu. Kukira kita bisa duduk dengan suatu bahasan, dengan mata tidak saling memandang, namun dengan pandangan sama menuju langit, bercerita tentang bintang dan proses terbentuknya, cukup nyambung bukan dengan apa yang kita pelajari? Namun tidak ada waktu yang tersedia untuk kita berbicara seperti itu. Kau terlalu fokus dengan duniamu, meremehkan tanda alam di sekitarmu. Khususnya dari aku. Haha dasar halu. Sudah cukup sepertinya. Nyatanya memang frekuensi kita saling meniadakan.
Cuma aku punya pesan untukmu, tolong jadilah dewasa sebisamu, aku hanya takut ketika bulanmu datang kau tak bisa menyapanya dengan riang, kau terlalu fokus dengan kotak yang ada di tanganmu. Sisihkan itu, dan coba lihat sekitar. Tataplah lawan bicaramu, dan dengarkan serta kasih solusi. Kau sudah 20 tahun, aku juga. Namun nyatanya aku yang selalu menunggu kau menjawab. Yasudah aku tidak jadi tanya lagi.
Aku ingin membebaskan diriku untuk tahu orang yang punya frekuensi sama, untuk orang-orang yang belum pernah aku kenal di luar sana, mungkin kita (bukan dengan kamu) aku bisa menjadi kami dengan dia. Lingkaran ini terlalu menjenuhkan, kau dan kau saja tanpa ada rasa sama. Barangkali kau masih suka dengan yang katamu itu, silahkan saja hehe aku juga tidak punya wewenang. Ah sudah lupakan, mari sejenak menyelaraskan arti dari suka dan realitas yang ada. Ayo selesaikan dengan hati yang senang.
0 komentar