Jalan

By Awanda Gita - Agustus 01, 2016

Source pic: https://id.pinterest.com/pin/574420127452130780/
Waktumu beberapa telah lalu
Tempatmu terbatas karena beberapa tempat telah hilang dimakan kenangan yang mungkin tidak akan kamu datangi
Tempat tua setua mimpimu selalu tua dan akan selalu begitu, aku tak mau mimpiku muda karena mimpi tua menunjukkan seberapa lama mimpimu itu ada dan kau ucap dalam doa


Ucapanmu indah seindah  ketika kamu bawa racun masuk ke dalam obatku
Tapi tunggu, aku juga tak mau sakit sehingga harus meminum obat itu
Sudahlah semua kiasan mungkin tak bisa kuserap dalam-dalam karena yang terpenting bukan sebuah diksi dalam setiap tulisanmu atau lirik indah dalam lagumu yang aku ingat
Ingatanku hanya tertuju pada sebuah jalan yang telah terdapat tapak kakiku dan tapak kaki orang-orang yang selalu tersenyum ketika aku berada di atas , dan bukan orang-orang yang sumringah ketika aku di bawah


Kamu tidak sendiri, kamu selalu begitu [susah melupakan, bermimpi tinggi, dan tidak akan menyerah] rasa takut dan malu untuk melakukan akan ikut. Takut dan malu tolong aku memohon agar mereka pergi walaupun mereka masih meninggalkan bekas sebuah grogi dalam diri
Alamiah memang, tapi aku tidak mau dua hal itu menjadi batasan
Mumpung waktuku dan waktumu masih ada dan negeri di seberang belum tertutup salju


Akupun sampai tidak bisa menuliskan semuanya, terlalu padat dalam kata tidak baik, terlalu padat dalam pikiran akan membuatmu hanyut dalam ilusimu
Tapi hanyut dalam ribuan mimpi dalam pikiranmu akan mendongkrakmu
Aku sudah pernah dicaci meskipun sudah berbuat baik, aku pernah gagal meskipun telah berusaha, pernah tidur walau telah bangun dan pernah lengah walau telah siap, dan aku telah bermimpi walau aku masih belum menjadi apa-apa

Yakinlah bahwa ada jalan di mana ada 4 persimpangan dan kau akan menumuiku dan mimpiku di jalan yang terbuka tanpa portal jarak

Aku sebenarnya tidak ingin membuat ini menjadi sebuah beban yang selalu penuh berada di kepala, tapi ketika kamu melepaskannya ada seseorang yang selalu berusaha memasukkanya kembali ke dalam otakmu, bagaimana aku tak kesal? Sedangkan mereka selalu merayapi otakku untuk berimajinasi dan bemimpi

[Kamu harus..] mereka berkata seperti itu
Bagiku sebuah kata2 yang tua sebelumnya aku telah memikirkannya tapi aku sangatlah berterimakasih untukq mereka yang selalu berkata begitu
Memudakan ingatanku akan mimpi.
Mereka yang menyadarkanku akan arti jalan yang memang harus aku cari, tanpa portal, tanpa ranjau tapi selalu berbatu

Tapi tenanglah ada Tuhanmu yang selalu mebawakanmu sepatu dan payung untuk berpijak dan berteduh menuju sebuah jalan menuju rumahmu.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar