Belum Berhimpun

By Awanda Gita - Oktober 01, 2019

Selain untuk menambah pengalaman yang katanya sekelompok orang merupakan alasan klise, organisasi merupakan suatu wadah untuk berhimpun, memperluas pemikiran, menjalin komunikasi dengan cara berdiskusi dan mungkin bisa menjadi rumah kedua untuk menumpahkan keluh kesah yang dirasakan selama kuliah. Dalam berorganisasi selayaknya mahasiswa harusnya dapat bertanggung jawab dalam melaksanakan amanah yang diberikan, semisal mahasiswa tersebut telah dipercaya memegang suatu jabatan di dalam organisasi tersebut. Profesional, merupakan satu kata yang merujuk pada konsekuensi untuk setia dan menjalankan amanat organisai. Idealis, kritis dan hal-hal lain yang harusnya melekat pada mahasiswa harusnya sudah lebih dan lebih menempel pada mahasiswa yang ditempa selama masa perkuliahannya di dalam organisasi. Namun rek, ketika semua itu sudah menjadi fokusan utama kami, jangan lupa poin dimana "organisasi merupakan tempat berhimpun, dan menjadi rumah". Penatmu selama kuliah rasanya tak bisa dibagi dengan siapapun ketika organisasi hanya dianggap sebagai tempat untuk bersikap kritis, idealis dan hal-hal lain yang aku belum ketahui setelah 3x mencoba berhimpun. Ingin bukan rasanya ketika kami semua dapat bercerita panjang lebar dengan santai, namun berbobot, tidak sarkas, dan tidak menekan satu sama lain. Rek, aku yakin ketika dosenku bilang "saya yakin kalian semua punya value masing-masing" kala itu aku sangat terharu, ucapan itu seakan belum pernah aku dapat ketika aku berhimpun, mungkin karena kami sama-sama muda dan belum bisa sebijak itu, namun pernah gak rek kita tahu bahwa teman-teman yang ada dalam organisasi kita telah melakukan hal-hal yang mampu mereka lakukan seoptimal mungkin, bukan semaksimal mungkin. Rek, kita bukan bekerja dalam organisasi profit, dimana mutlak kesalahan adalah milik kita, nggak sungguh! ketika satu sama lain saling kukuh arguman, mungkin bisa diwajari karena jiwa muda kita masih melekat, namun mencoba bijak dan sedikit melunakkan ego apa salahnya? pernah nggak sih coba ngomong baik-baik ke teman-teman yang nggak muncul ke organisasi person-to person? 
 
Judging, mungkin sudah mendarah daging dari kebiasaan-kebiasaan yang tertanam karena lingkungan yang juga kurang sehat. Pembahasannya jadi melebar, tapi ini kompleks. Soal perasaan. Gak semua orang sama, dan siapa juga peduli tentang itu?. Pokoknya harus on target. Jika bisa divisualisasikan semua perasaan ini akan tergambar benang ruwet. seruwet-ruwetnya. Pun ketika bicara masih juga belum tersampai. Ego kita semua, kadang membawa kita jauh dari semua perasaan-perasaan yang muncul. Memang kita nggak bisa mengontrol sesuatu yang nggak bisa dikontrol seperti perasaan orang lain ke kita, cuman tolong coba mengerti. 
Pengang dengan kata "Halah" "Ah gampang" "Yawestala" dalam hal yang meniadakan kepentingan individu. Rasanya aku ingin sekali tertawa bersama, berhimpun, dan menjadi diri sendiri. Mengerjakan semua ini dengan hati, bukan dengan pisuhan bertubi-tubi. Rumah kedua apakah itu benar?

Belum berhimpun.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar