Mendewasakan Diri

By Awanda Gita - Maret 04, 2019

"Kalian sudah berada di waktu senja" Prof Taslim mengatakan kalimat yang sama setiap hari untuk membuka kelas kimia organik level 4.  
Kalimat bapak, sapaan akrab beliau memang sangat mengena bagi kami semua, mahasiswa semester 6 yang satu tahun lagi semoga akan lulus dari bangku perkuliahan. Sudah tepatkah aku berada disini? Apakah aku tersesat dan tak tahu arah pulang selama tiga tahun ini? atau mungkin memang jalan dan dan rizqiku semua di sini? semua kalimat-kalimat pertanyaan itu terus saja menghampiri.

Kalau dulu di setiap test psikotes aku dapat hasil berupa tingkat IQ dan prospek pekerjaan di masa depan aku selalu membaca kalimat "rata-rata atas" pada halaman IQ, aku lupa tentang SQ dan EQ ku dalam rentang yang mana. Dahulu, dan mungkin aku mengabaikan itu. 

Waktu aku membuka prospek kerja kedepan milikku, aku selalu tak menemukan pekerjaan yang aku inginkan, yaitu dokter. Dari situ aku mencoba menelaah apakah segamblang itu Allah menempatkan aku di jurusan yang menuntunku untuk menjadi seorang ilmuwan seperti yang tertulis berkali-kali di buku hasil psikotest yang aku dapatkan.

Mungkin secuil hipotesis, aku mencoba menduga-nduga kebaikan yang dibuat oleh Allah tanpa aku sadari.

Waktu sudah senja, lalu apa yang seharusnya dapat aku dan kalian lakukan? Seperti kata Linka isterinya Alffy ref, pagi akan selalu datang menopang, aku akan selalu percaya bahwa harapan-harapan akan muncul, tapi tolong kemalasan dan kesia-siaan harus dihilangkan sesegera mungkin.

Setahun lagi aku kemana? sebenarnya mimpiku masih panjang, untuk menggapai cita-cita dan bertemu dirinya.

Aku tidak sedang bergurau, namun benar aku kini sudah dewasa, dewasa untuk memilih pilihan hidup dan memilih hati untuk singgah. Aku selalu menyangkal saja jika banyak orang yang membahas soal cinta, karena sejatinya aku selow dalam hal itu, namun aku kurang selow jika ada hal-hal yang menyangkut karir dan kemapanan, karena aku merupakan tumpuan hidup ayah dan ibuku. Siapa lagi yang mereka punya kalau bukan aku?

Seperti manusia biasa, kedewasaan bukan berarti menyendirikan diri, mengurung untuk menghadapi semuanya sendiri, namun tentang berbagi. Ah suka kezel saya tuh kalau lihat ada yang cerita tentang pacarnya sahabatnya yang selalu ada buat teman curhat, punya visi misi yang sama dll. Nah saya mah kunaon? curhat apapun masih sama ibu. Kata ibu sih "ya bersyukur nduk, sudah baik itu kamu ceritanya ke ibu, jaman sekarang ada tah yang masih memang benar-benar teman?" meskipun ada ya sedikit sih menurutku.

Dewasa dalah tentang fokus pada pilihan, bijak dalam mengambil keputusan, berani bertanggung jawab dan melakukan semua yang terbaik tanpa perlu cemas akan hasil. Beberapa kesimpulan yang aku cari bertahun-tahun akhirnya sudah ditemukan, tinggal eksekusi saja wan!! semangat

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar