The mixture between Power and weakness that create you
pepatah yang mengatakan 'Tak ada gading yang tak retak" memang benar adanya. Tak ada sesuatu apapun di dunia ini yang dikelilingi kesempurnaa kecuali Tuhan YME. Setiap manusia dianugerahi kekurangan dan kelebihan untuk saling melengkapi satu sama lain, bukannya saling menjatuhkan dan ingin menang sendiri dengan jalan tidak sehat. Seorang tokoh dunia seperti presiden dan ilmuwan pun kerap melakukan salah karena ketidaksempurnaannya, apalagi bagi saya yang masih pada tahun pertama belajar di perguruan tinggi. Banyak hal dalam diri saya yang dapat memacu saya berprestasi namun di sisi lain ada pula hal yang membuat saya sedikit sulit menuju target. Diantara kekuatan yang selama ini saya rasa menempel dalam diri saya sebagai pribadi adalah yang pertama saya selalu konsisten terhadap keputusan yang saya ambil, "Balik Kucing" adalah kata-kata bahasa Jawa yang sering digunakan untuk mengartikan rasa takut atau separuh separuh menjalani keputusan. Kata-kata itu selalu membuat saya malu dan akhirnya mengasah saya agar selalu menyelesaikan apa yang sudah saya pilih. Yang kedua, saya merupakan pribadi yang totalitas, saya bukan seoarang deadliner yang mengerjakan tugas dalam waktu mendadak dan yang memungkinkan hasilnya sangat tidak optimal. Bagi saya hasil bukan segala-galanya namun hal pertama yang patut dihargai adalah proses. Namun proses selalu berjalan beriringan dengan hasil dan dari itulah proses harus dilakukan dengan baik tanpa ada tekanan waktu yang membuat saya tidak suka menjadi deadliner. Ketiga saya merupaka pribadi yang percaya dengan kekuatan mimpi. Namun tak hanya bermimpi, saya juga bekerja keras dan selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan pada Allah untuk mencapai mimpi tersebut. Keempat saya merupakan pribadi yang mau belajar, karena bagi saya ilmu tidak akan pernah habis, maka dari sana saya selalu membuka pikiran pada orang lain untuk mengetahui hal-hal yang belum saya ketahui. Seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisah,kekuatan selalu diiringi dengan kekurangan yang ada disetiap pribadi individu termasuk saya. Diantara kelemahan yang saya miliki adalah pertama saya merupakan orang yang mudah tersinggung, jika seseorang mengatakan sesuatu yang kurang enak saya selalu merasa hal itu menyakiti saya dan membuat saya jatuh, saya tipikal orang yang mudah jatuh namun mudah bangkit jika motivasi datang kembali. Hal itu yang membuat emosi saya juga labil. Kedua, saya pribadi orang yang tidak sabaran. Apapun harus sesuai waktu dan harus sesuai apa yang saya jadwalkan hal itu membuat saya kadang masih memiliki rasa ego tinggi, kurang bisa menerima keputusan dan menunggu. Ketiga saya pribadi yang lama untuk memahami sesuatu, saya tipikal orang yang (repetitive) atau pengulang, jadi hal wajib bagi saya untuk mengulangi bacaan dan lainnya untuk memahami masalah yang ada. Keempat saya tipikal pribadi yang teledor dan kurang teliti, karena sifat saya yang apapun harus cepat terkadang membuat saya melupakan hal kecil yang harus ada pada tugas. Dari balik kekuatan dan kekurangan saya, saya juga memiliki beberapa kesempatan yang dapat menambah keoptimisan saya menuju masa depan. Walaupun saya tidak termasuk orang yang organisatoris saat SMA karena tidak mengikuti OSIS dan kepanitiaan event besar sekolah setidaknya saya memiliki bekal sedikit pengalaman dari Ekstrakulikuler English Club di SMA saya, di sana saya aktif menjadi BPH , walaupun ektra kulikuler tersebut tidak merupaka ekstra yang populer, pembina saya MR. Tom selalu mengajak teman-teman saya yang merupakan BPH untuk menggelar event kecil seperti English Debate Training yang levelnya masih dalam sekolah, serta English Olimpiad yang levelnya hanya kabupaten. Setidaknya pengalaman itu membuat bekal saya belajar lebih lanjut tentang organisasi di kuliah ini. Kedua saya juga memiliki kesempatan bagus untuk dapat berkuliah di ITS ini, karena ITS bukan perguruan tinggi main-main dari sini saya harus mengambil kesempatan untuk dapat menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Selain kekuatan, kelemahan dan kesempatan yang terbuka di depan mata selalu saja ada resiko untuk mengambilnya, selalu terbuka berbagai macam ancaman yang mengiringi proses diri untuk menggapai cita-cita. Ancaman-ancama tersebut dapat berupa banyaknya teman-teman lain yang memiliki bakat lebih dari saya yang membuat saya terkadang terlihat kurang menonjol dalam satu hal. Kedua adalah hal yang dikhawatirkan mahasiswa baru seperti saya seperti jika suatu saat gagal mengatur waktu antara kuliah dan berorganisasi menyebabkan indeks prestasi tidak optimal dari semester lalu. Ketiga adalah lingkungan sekitar yang tidak sejalan dengan pemikiran kita membuat motivasi saya sedikit terpatahkan. Namun perlu diketahui, ada orang-orang besar atau para tokoh dunia maju dan terkenal karena temuannya atau kewibawannya, dan ada pula tokoh dunia yang terkenal karena sifat otoriternya. Kedua hal tersebut lahir dari pribadi masing-masing yang bergantung pada cara mengoptimalkan kekuatan dalam diri atau malah mengoptimalkan kekurangan yang berdampak pada kekacauan. Setiap individu dituntut untuk memahami kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang ada pada pribadi. Paham bahwa kekurangan akan menghambat segalanya adalah salah. Justru alasan seseorang dapat berkembang adalah dari kelemahan yang dimiliki.
-Ditulis pada tahun pertama perkuliahan pada saat pendaftaran LKMM TD HIMKA ITS 2017
pepatah yang mengatakan 'Tak ada gading yang tak retak" memang benar adanya. Tak ada sesuatu apapun di dunia ini yang dikelilingi kesempurnaa kecuali Tuhan YME. Setiap manusia dianugerahi kekurangan dan kelebihan untuk saling melengkapi satu sama lain, bukannya saling menjatuhkan dan ingin menang sendiri dengan jalan tidak sehat. Seorang tokoh dunia seperti presiden dan ilmuwan pun kerap melakukan salah karena ketidaksempurnaannya, apalagi bagi saya yang masih pada tahun pertama belajar di perguruan tinggi. Banyak hal dalam diri saya yang dapat memacu saya berprestasi namun di sisi lain ada pula hal yang membuat saya sedikit sulit menuju target. Diantara kekuatan yang selama ini saya rasa menempel dalam diri saya sebagai pribadi adalah yang pertama saya selalu konsisten terhadap keputusan yang saya ambil, "Balik Kucing" adalah kata-kata bahasa Jawa yang sering digunakan untuk mengartikan rasa takut atau separuh separuh menjalani keputusan. Kata-kata itu selalu membuat saya malu dan akhirnya mengasah saya agar selalu menyelesaikan apa yang sudah saya pilih. Yang kedua, saya merupakan pribadi yang totalitas, saya bukan seoarang deadliner yang mengerjakan tugas dalam waktu mendadak dan yang memungkinkan hasilnya sangat tidak optimal. Bagi saya hasil bukan segala-galanya namun hal pertama yang patut dihargai adalah proses. Namun proses selalu berjalan beriringan dengan hasil dan dari itulah proses harus dilakukan dengan baik tanpa ada tekanan waktu yang membuat saya tidak suka menjadi deadliner. Ketiga saya merupaka pribadi yang percaya dengan kekuatan mimpi. Namun tak hanya bermimpi, saya juga bekerja keras dan selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan pada Allah untuk mencapai mimpi tersebut. Keempat saya merupakan pribadi yang mau belajar, karena bagi saya ilmu tidak akan pernah habis, maka dari sana saya selalu membuka pikiran pada orang lain untuk mengetahui hal-hal yang belum saya ketahui. Seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisah,kekuatan selalu diiringi dengan kekurangan yang ada disetiap pribadi individu termasuk saya. Diantara kelemahan yang saya miliki adalah pertama saya merupakan orang yang mudah tersinggung, jika seseorang mengatakan sesuatu yang kurang enak saya selalu merasa hal itu menyakiti saya dan membuat saya jatuh, saya tipikal orang yang mudah jatuh namun mudah bangkit jika motivasi datang kembali. Hal itu yang membuat emosi saya juga labil. Kedua, saya pribadi orang yang tidak sabaran. Apapun harus sesuai waktu dan harus sesuai apa yang saya jadwalkan hal itu membuat saya kadang masih memiliki rasa ego tinggi, kurang bisa menerima keputusan dan menunggu. Ketiga saya pribadi yang lama untuk memahami sesuatu, saya tipikal orang yang (repetitive) atau pengulang, jadi hal wajib bagi saya untuk mengulangi bacaan dan lainnya untuk memahami masalah yang ada. Keempat saya tipikal pribadi yang teledor dan kurang teliti, karena sifat saya yang apapun harus cepat terkadang membuat saya melupakan hal kecil yang harus ada pada tugas. Dari balik kekuatan dan kekurangan saya, saya juga memiliki beberapa kesempatan yang dapat menambah keoptimisan saya menuju masa depan. Walaupun saya tidak termasuk orang yang organisatoris saat SMA karena tidak mengikuti OSIS dan kepanitiaan event besar sekolah setidaknya saya memiliki bekal sedikit pengalaman dari Ekstrakulikuler English Club di SMA saya, di sana saya aktif menjadi BPH , walaupun ektra kulikuler tersebut tidak merupaka ekstra yang populer, pembina saya MR. Tom selalu mengajak teman-teman saya yang merupakan BPH untuk menggelar event kecil seperti English Debate Training yang levelnya masih dalam sekolah, serta English Olimpiad yang levelnya hanya kabupaten. Setidaknya pengalaman itu membuat bekal saya belajar lebih lanjut tentang organisasi di kuliah ini. Kedua saya juga memiliki kesempatan bagus untuk dapat berkuliah di ITS ini, karena ITS bukan perguruan tinggi main-main dari sini saya harus mengambil kesempatan untuk dapat menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Selain kekuatan, kelemahan dan kesempatan yang terbuka di depan mata selalu saja ada resiko untuk mengambilnya, selalu terbuka berbagai macam ancaman yang mengiringi proses diri untuk menggapai cita-cita. Ancaman-ancama tersebut dapat berupa banyaknya teman-teman lain yang memiliki bakat lebih dari saya yang membuat saya terkadang terlihat kurang menonjol dalam satu hal. Kedua adalah hal yang dikhawatirkan mahasiswa baru seperti saya seperti jika suatu saat gagal mengatur waktu antara kuliah dan berorganisasi menyebabkan indeks prestasi tidak optimal dari semester lalu. Ketiga adalah lingkungan sekitar yang tidak sejalan dengan pemikiran kita membuat motivasi saya sedikit terpatahkan. Namun perlu diketahui, ada orang-orang besar atau para tokoh dunia maju dan terkenal karena temuannya atau kewibawannya, dan ada pula tokoh dunia yang terkenal karena sifat otoriternya. Kedua hal tersebut lahir dari pribadi masing-masing yang bergantung pada cara mengoptimalkan kekuatan dalam diri atau malah mengoptimalkan kekurangan yang berdampak pada kekacauan. Setiap individu dituntut untuk memahami kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang ada pada pribadi. Paham bahwa kekurangan akan menghambat segalanya adalah salah. Justru alasan seseorang dapat berkembang adalah dari kelemahan yang dimiliki.
-Ditulis pada tahun pertama perkuliahan pada saat pendaftaran LKMM TD HIMKA ITS 2017
0 komentar