Melawan Musuh Terbesar

By Awanda Gita - Oktober 17, 2019

Setiap kali bangun tidur, aku masih sulit untuk menerima bahwa aku sedang berada di tahun terakhir kuliah. Tepat di momen ini aku diposisikan dengan berbagai drama pencarian yang tak kunjung usai. Pencarian tentang bagaimana bersikap menjadi orang dewasa. Di semester-semester kemarin aku mungkin masih bisa berkata “masih ada beberapa tahun lagi untuk belajar” namun untuk sekarang, kalimat itu harus aku buang, meski sulit. Ya, memang hidup adalah wahana untuk terus belajar, namun belajar yang aku maksud di sini adalah belajar untuk benar-benar memahami materi dan esensinya. Aku ingin bisa, tapi aku harus benar-benar menumpas musuh-musuh terbesarku yaitu rasa malas, rasa ingin dihargai, rasa egois dan rasa kantuk. Entahlah, tapi rasa malas dan rasa kantuk rasanya memang benar-benar musuh yang luar biasa hebat. Aku bukan tipe mahasiswa organisatoris yang rela mengorbankan waktu tidurku diambil tanpa mempertimbangkan kekuatan fisikku, tidak, aku tidak sejahat itu (lagi) kepada tubuhku. Aku pernah mencoba, menjadi orang lain yang menguat-nguatkan diri, nyatanya kapasitas ku memang berbeda dalam hal pertahanan tubuh, jadi kuputuskan proteksi maksimal untuk diriku sendiri. SUNGGUH AKU TIDAK SUKA KETIKA AKU HARUS RAPAT DI WARKOP SAMPAI LARUT, SAMPAI NANTI MUNTAH-MUNTAH AKIBAT BAU ROKOK. AKU TIDAK SUKA KETIKA SEMUA MENGGENERALISIR KEMAMPUAN ORANG. 

Disisi lain, rasa malasku juga sangat mengusik, menidurkanku hingga kadang aku merasa bersalah tidak menggunakan waktu seefektif mungkin. Aku ingin marah, karena pertahanan tubuhku yang kurang fit ini memicu kemalasan tertentu, “kemalasan yang berkdeok” aku benci ketika diriku melakukan ini. Sungguh.
Dua musuh abadi ini memang harus dibasmi sedini mungkin. Aku memusuhi rasa kantukku sendiri, ini sungguh kontradiktif dengan paragraph pertama. Tapi ya kadang rasa kantukku suka kelewat batas. Konsekuensi yang harus aku tanggung ketika merasakan kantuk yang berlebih adalah kehilangan fokus dan menjadikan semua kegiatan yang aku rencanakan akhirnya tidak maksimal, banyak salah, serta pusing. Kamu pakai kacamata nggak? Aku sebal, kantukku ini seperti menyentuh ke arah mata, ketika kantukku sudah tak tertahan, pening kerap aku rasakan di kepala dekat mata, dan leher bagian belakang. Pada saat-saat itu, rasa kantukku menang.

Andaikata aku bertemu dengan pakar/konsultan tidur, aku sangat mau untuk diajari bagaimana tidur dalam waktu singkat dan efektif. Karena pernah kan kita ngerasain tidur sebentar kira-kira 30 menit tapi rasanya lega bangat dan kita bisa bertahan untuk tidak ngantuk berjam-jam lamanya.
Aku ingin menumpas kedua musuh-musuhku itu, dan mengambil waktunya untuk memikirkan masa depan di kedua alam yang berbeda. Aku ingin, tapi rasa kantuk dan malasku terus menyertaiku.
Sudah cukup dengan drama orang lain, ke toxic.kan orang-orang sekitar bukan lagi musuh besar, namun perlakuan mereka yang menyangkutkan kita didalamnya adalah salah satu hal yang secara tidak langsung menghunus dari belakang.


  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. Casino Site | LuckyClub Live
    Casino Site is a unique website that is used for many different purposes. It is a place where you can play luckyclub.live casino games online or online. It is also  Rating: 4.6 · ‎36 votes · ‎Free · ‎Game

    BalasHapus