Mungkin masa kecilmu dan masa kecilku sama, ketika pesawat lewat tepat di atas kita, ibu selalu bilang "pesawat minta uang" dan ya akupun mengikutinya. Sebuah benda yang memunculkan lampu kerlap-kerlip dari atas langit di malam hari, ku kira pada saat itu aku juga akan melihat ufo.
Aku mencoba menyusun ingatan belasan tahun yang lalu, tentang keinginan yang akhirnya terealisasikan. Aku berkesempatan melihat paginya Surabaya, melihat awan, melihat garis lapis langit, sayap pesawat, mbak-mbak pramugari, perantau dan setumpuk harapan di mata tiap orang. Sayangnya aku belum sempat melihat pilot yang menerbangkan airbus pagi itu beserta mas-mas pramugaranya.
Penumpang sudah duduk di tempatnya masing-masing, beberapa masih memasukkan barang-barang mereka di bagasi atas, beberapa lagi sedang memutar film, berbincang dengan rekan kerjanya, update status, dan yang sebagian sibuk memotret dari jendela, seperti aku. I am so grateful!! i can have my first flight and first windows seat.
Aku berinisiatif melihat segala detail yang ada di sekeliling tempatku duduk, mulai dari lubang kecil pada jendela, yang fungsinya untuk menyamakan tekanan di dalam dan di luar pesawat, aku kira lubang itu tembus dari dalam ke luar pesawat, eh ternyata aku sepertinya belum teredukasi hahaha, lubang itu tertutup lagi oleh kaca dalam pesawat, aku gak ngebayangin kalau pikiranku ini benar penumpang pesawat bakalan masuk angin dong. Aku berinisiatif untuk membaca buku petunjuk yang diselipkan pada kantung kursi yang berada di depanku. Aku merogoh ke bawah kursi, memastikan bahwa pelampung memang benar ada pada posisi sesuai dengan yang tertera di buku, namun aku hanya merabanya, tak berani membukanya, takut nggak bisa ngembalikan dan merepotkan mbak-mbak pramugari, "ah dasar ndeso". Aku membaca buku, pada saat itu aku hanyut dalam imajinasiku sendiri, eh padahal belum terbang, sesenang itukah aku? Mbak-mbak pramugari segera menunjukkan cara-cara pemakaian alat keselamatan. Mbak-mbak pramugarinya cantik, ternyata benar kok mbak-mbak pramugari itu cantik-cantik, pintar juga bahasa inggrisnya :")
Akhirnyaaa, mbak-mbak pramugari mengumumkan bahwa pesawat akan segera take off . Jantungku berdebar, i got butterflies on my stomach literally!!, geli. Sumpah kali ini rasanya lebih parah daripada pas waktu ketemu dia hehehe. ah lupakan, yang pasti aku berada pada perasaan senang dan cemas. Mbak-mbak pramugari mendekat, memastikan setiap penumpang melipat tray pada kursinya masing-masing, memastikan semua sabuk pengaman terpasang dengan baik. Sekian menit pesawat masih berputar-putar pada lajur bandara, nggaktau apa istilahnya, masih mencari jalannya untuk segera take off, beberapa menit berlalu, pesawat kian cepat bergerak sampai tiba-tiba aku sadar kalau pesawat sudah tidak menapak tanah. Pikiranku langsung tertuju pada asas bernoulli haha. Aku berpegangan erat pada kursi pesawat, menutup mata dan hanya bisa bilang "astaghufirullah". Sekali lagi ndeso pol. ah biarin! Pada beberapa menit sesudah take off dan sebelum landing merupakan waktu kritis bagi pesawat, karena pada waktu-waktu itu pesawat rawan sekali mengalami kecelakaan. Pada waktu kritis itu, penumpang diharapkan untuk tidak tidur. Selepas aku membaca buku panduan, alasan lain yang menyertai itu adalah dikhawatirkan kondisi penumpang akan mengalami shock akibat perubahan tekanan udara yang berakibat pada pernapasan maupun gendang telinga. Jangan tidur yaa sebelum pesawat take off!
Pada saat terbang, aku sibuk memotret awan dari balik jendela lagi lagi dan lagi, sayangnya cuaca hari itu cukup cerah sehingga awan-awanpun hanya terlihat beberapa, tak sampai membentuk formasi cotton candy.
Aku terbang dari Bandara Juanda, Surabaya dan sampai di Bandara Soetta dengan durasi waktu penerbangan 1 jam 15 menit.
Sehari berlalu, pengalaman yang luar biasa kembali diulang, ketika terbang dan melihat langit berwarna oranye bercampur violet, pulangku ke Surabaya ditemani senja dari Halim.
Left pict: I saw Saudi Arabian, soon i will give my parent's first flight through that airlines, aammiin.
Center pict: I am posing like never, something really dramatical haha
Right pict: I am on altitude around ...........
0 komentar