Tentang Rasa

By Awanda Gita - November 01, 2019

Dan aku terlalu yakin dengan perasaan marah yang berubah menjadi bersalah, perasaan kesal menjadi senang, aku harap tidak ada benci yang menjadi cinta.

Padahal dia yang lebih dahulu dibukakan hati, eh bukan barangkali benar yang sekarang namun terlupakan, inginku dia bukan kamu yang menyebalkan dan menyesakkan dada walau diapun juga. Serius dan santai, dua sisi yang berbeda. Aku tak mau dituntun rasa seperti ini, rasa yang bercampur baur. Sungguh menyiksa rasanya, merindukan orang-orang yang tak bisa digenggam, walau hanya menelponnyapun tak punya alasan juga, aku. Untuk kalian tolong yakinkan harus kupilih yang mana, aku tidak suka orang yang keras dan mendikte, aku sayang dia, bukan kamu, tapi pikiranku beberapa minggu terakhir ini ada kamu, bagaimana dong?

Kusudahi rasa yang pernah tumbuh di tengah kebingungan tanpa tahu pasti kita akhirnya dipertemukan dalam marah. Kulanjutkan rasa selama bertahun-tahun kepada orang yang kutemui dengan perasaan damai dan santai, cerdas dan tiap kali tuturnya membuatku berpikir, bahwa aku selama ini terlalu serius. Kuselami semester lalu dengan terlalu memikirkannya sampai lalai. Aku sama sekali tidak pernah menyesal, melihat sungai dan tambang batubara dari atas. 

Sebentar lagi, aku sungguh meyakini bahwa akan ada rasa rindu yang mendalam, tentang orang yang aku temui dengan keadaan marah dan orang yang aku selalu kagumi dalam kedamaiannya itu. Kalian tak usah tau tentang mereka, rasanya aku hanya ingin berdoa, semoga dikuatkan pundak mereka, dan orang-orang yang mereka sayangi, agar dapat menjadi tempat mereka bercerita. Kiranya bukan aku yang diajak bercerita, meskipun aku telah bilang pada satu diantara mereka, bahwa aku ingin rumah. 

Bahwasannya, mungkin ini hanya keinginanku saja, terlalu dalam ruang kalian berdua untuk dimasuki, memercayai seseorang baru untuk menjadi teman, atau sekadar berkeluh kesah. Aku tak ingin berharap lebih, namun aku teralalu percaya pada rasa yang tumbuh kepada orang-orang seperti kalian.

Sudahlah, aku harap dua dari kalian tidak membuka tulisan ini, agar tidak tahu dan menganggap ini adalah memang benar untuk kalian. 

-Corundum

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar